Monday, December 25, 2006

Birthday Cake

Yup, aku baru aja ulang tahun beberapa hari yang lalu. Sebenernya sih keluargaku nggak punya tradisi merayakan ulang tahun, paling cuma ngucapin selamat doang. Paling banter ya menyediakan makanan yang lebih istimewa dari biasanya.
Kue ulang tahun? ... ndak pernah...

Setelah kerja, punya temen2 cewek yang nggak mau rugi kalo ada temen kerja ulang tahun :p, baru deh ada ritual ngrayain ulang tahun kecil2an intern di kantor. Traktir makan siang dan kadang beli kue tart atau sejenis buat ritual potong kue.

Lalu ketika mulai bergelimang (cieeh bergelimang..) di dunia maya, hadirlah beberapa teman dari berbagai latarbelakang. Awalnya sih aku males buka data soal hari ulang tahun. Ngisi form tanggal lahir di internet suka asal2an aja. Tapi lama2.. ah sudahlah nggak ada ruginya nyantumin tanggal yang bener :) Dan kalo ulang tahun mulai nambah yang ngucapin dari temen2 di milis atau blog.

Lalu muncullah milis yang isinya ada gerombolan yang suka jalan dan makan2 :p
Dan sebuah kejutan muncul di ulang tahunku kali ini, ada yang begitu baik hati menghadirkan kue ulang tahun.... yang untuk pertama kalinya... ada namaku di atasnya!.. :') *hiks hiks terharu* (norak yah?...:D) thanks Ghi and mbak Mira *hug...*


Hehe, maap potonya waktu kuenya tinggal setengah :D .. eh liat, yang ngucapin selamat si Damar, Sekar, ama Ambar.. hihihi... gw dianggap sepantaran ama anak2nya Ghia.. huhuhuhuhu... senangnya :D
Lalu di salah satu kadonya juga ada yang secara spesial terukir namaku di atasnya juga... *tambah terharu.. sampe kelojotan*. Makasih Pan, Bal, Yu, Yie, Far, De, & Wenk.


Memang sih nama yang tercantum bukan nama asliku, tapi setelah sekian lama terbenam di dunia milis dan blogging, nick name "Q" atau "Qyu" sudah terasa begitu melekat pada diriku. Malah waktu ada temen lama yang ngucapin selamat dengan penggalan nama yang berbeda... aku malah merasa aneh :D

Thanks my friends.. thanks a lot. You make me feel so special...

Saturday, December 16, 2006

"Erwin Gutawa - Rockestra" di Kuping Q

Bingung nih, mo ditaruh di blog yang mana ya review musik ini? masak dicampur sama review buku?... udah deh, disini aja :D Aku jelas nggak jago soal musik, sama juga aku nggak jago sastra, tapi nekat aja bikin review. Cuman kalo aku ngereview album musik, itu berarti aku suka banget ama tuh album. Dan begitulah dengan album yang satu ini "Erwin Gutawa, Rockestra"... wuuw.. ROOOCK!! *ngacungin salam metal tiga jari* :D

Albumnya Erwin yang sebelumnya, kayak "Orkestra" instrumental dari lagu2 Badai Pasti Berlalu, trus "Salute to Koes Plus", aku juga suka bangeeeet. Kayaknya sih karena aku memang suka banget sama yang berbau2 orkestra gitu. Tapi bukan musik orkestra klasik gitu ya... suka juga sih tapi sering ngantuk kalo dengerin yang seperti itu :D Lebih suka kalo udah digabungin sama yang rada ngepop :)

Dari judul albumnya jelaslah ini adalah perpaduan dari musik rock yang dimainkan dengan orkestra. Dan nggak tanggung2, orkestra yang diangkut oleh Erwin Gutawa di album ini adalah "London Symphony Orchestra", salah satu orkestra terbaik di dunia. Rekamannya juga di Abbey Road Studio London. Dan yang membanggakan, mereka membawakan hanya lagu2 karya pemusik Indonesia :)

Rock campur orkestra? kayaknya nggak susah sih ngebayanginnya. Secara udah banyak ya, lagu2 rock yang menggabungkan unsur orkestra di dalamnya seperti lagu2nya Queen atau Haloween. Gampangannya sih, tinggal nambahin drum untuk mengarahkan ritme orkestra agar lebih ngepop or ngerock, lalu kalo mau lebih terasa ngerock ya tambahin lagi ama distorsi dari gitar listrik :) Itu bodo2annya.. kenyataannya pasti lebih rumit dari itu :p

Lagu dan Penyanyinya

"Overture (God Bless Medley)", sebagai musik pembuka dari London Symphony Orchestra dengan Impromptu Choir di latar belakang. Gabungan dari lagu: Menjilat Matahari, Rock di Udara, Balada Sejuta Wajah, dan Huma di Atas Bukit. Tentunya... kereeeeen... megah... seru... waaaah.. Katanya dipilih medley dari lagu2 God Bless untuk menghormati grup band tersebut sebagai "pondasi rock Indonesia".

"Kehidupan" lagunya God Bless dibawakan secara duet oleh Andy /rif dan Roy Boomerang. Setengah bagian pertama musik orkestra yang ekspresif mendominasi dengan kemegahannya. Di setengah bagian kedua, musik ritmis ngepop sedikit melunakkan lagu ini sehingga bisa buat goyang2 ngerock dikit :D ... seru, jadi pengen "head bang" :p

"Hilangnya Seorang Gadis", tertulis lagu ini ada di album "Freedom of Rhapsodia" keluaran tahun 1972. Band apa itu ya? siapa personilnya?. Di album ini dibawakan oleh pendatang baru Ryo Domara. Suaranya bersih dengan oktaf yang tinggi, tapi nggak terlalu ngerock. Denger lagu ini.. kok jadi teringat sama 'hilangnya seorang gadis' yang jadi headline dimana-mana itu ya... :(

"Rock Bergema" lagunya grup band Roxx, keluaran tahun 1992. Dinyanyikan secara ekspresif oleh Yopie "Mata", pendatang baru dengan suara serak yang emang cocok buat ngerock. Lagunya rada rock n roll gitu, jadi bisa buat sambil goyang2 :)

"Malaria" oleh Kikan Cokelat. Ini lagunya kang Harry Roesli, panteslah kalo liriknya rada asal semaunya. Mellow banget untuk ukuran rock. Aku jadi bertanya2, batasan rock itu apa sih? (batasan rock itu di ban pinggang ke bawah mas... di atas ban pinggang itu kemeja atau blouse... hihi, itu rok kaleeeee :p )

"Perang Dengan Hati" lagu baru ciptaan Erwin Gutawa dan Harry Budiman untuk pendatang baru temuannya, Ryo Domara. Rada ngepop, mengikuti arus trend lagu2 ngetop dari grup2 band saat ini. Orkestranya juga nyelip2 dikit aja. Kalo promosinya gencar, bisa jadi lagu ini bisa ngetop di pasar musik yang saat ini memang didominasi lagu2 dari grup band.

"Jenuh", pernah dibawakan oleh Ahmad Albar di Pergelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra I, tahun 1979. Kali ini yang dapat jatah nyanyiin adalah Pinkan eks "Ratu". Hah? Pinkan ngerock? rada surprise memang. Suara sengau nya cocok juga sih buat ngerock, cuman kok kecentilan yah?

"Kasih Tak Sampai" ciptaannya Piyu Padi dimainkan instrumental oleh London Symphony Orchestra. Kebayang dong, lagu sentimentil indah mellow itu dibawakan oleh full orchestra... Tapi, tapi... kok cuma sepotong reffrainnya doang sih :(


"Kuingin" oleh Nicky Astria. Lagu milik Gigi ini dibawakan dengan suara teh Nicky yang masih tetap bening dan powerfull. Awalnya tidak terlalu banyak variasi, tapi di bagian akhir ditutup dengan full orkestra yang megah ala lagu2 festival.

"Sesal" lagu baru ciptaan Budi Rahardjo dan Affan Syafi'i untuk Yopie "Mata". Lagunya nggak terlalu ngerock, tapi didukung vokal Yopie yang serak dan arransemen yang ekspresif jadi lumayan lah. Tanpa itu lagu ini bakal jadi lagu pop yang ngebosenin.

"Kemarau" yang pernah populer dari grup lawas The Rollies di tahun 1979, kali ini dilantunkan oleh Armand Maulana. Arransemennya tampaknya disesuaikan banget dengan karakter Armand yang gayanya rada2 kayak orang mabok itu :D

"Jangan Lagi Ada Angkara" lagunya Nicky dibawakan oleh Ahmad Albar. Full orkestra, keren.. Suara Ahmad Albar yang udah gaek ternyata masih tetap terjaga dan powernya masih lumayan kuat.

"Bendera" lagu ciptaan Eross Sheila on 7 yang dipopulerkan oleh band Cokelat ini dimainkan secara instrumental oleh London Symphony Orchestra. Cuman sepotong pendek sih, tapi ...wuih.. arransemen orkestranya ala lagu kebangsaan gitu..

***

Kalo nggak salah, sebelum album ini keluar sempat ada konsernya di Jakarta dengan judul sama bukan? Konser "Rockestra", besutan Erwin Gutawa juga. Aku nggak tau apa materinya sama dengan yang ada di album ini.

Oh ya, tau nggak di bagian "Thanx To:", ada nama seseorang yang lumayan akrab sering aku liat email2 yang aku terima. DENNY SAKRI :) sebagai salah satu nara sumber... waaaa! salut deh sama om yang satu itu. Dan hebatnya adalah beliau menjadi member dari salah satu milis yang aku dirikan... wow! *salam tiga jari*. Makanya sebagai penghormatan, judul posting ini nyontek judul2 review dari om Denny Sakri yang sering dikirim ke milis :)

Tapi yang jelas album ini: kereeeeeeeen....!! Bakalan bertengger lama nih di playlistku buat nemenin kerja kalo lagi perlu penambah semangat :)
*sambil head bang sendirian di kamar* hihihi...

Thursday, December 14, 2006

Origami

Orang2 pada ribut soal per"gami"-an, boleh dong ikutan... ;)

Bahan baku:
  • Kertas yang tidak terlalu kaku, agar mudah dilipat mengikuti bentuk yang diinginkan.
  • Tapi juga tidak terlalu lemas seperti kain. Dibutuhkan kertas yang mampu menegakkan diri.


Peralatan dan Perlengkapan:
  • Dua belah tangan. Membuat karya origami hanya dengan sebelah tangan tidak akan pernah sampai pada tujuan.
  • Tangan yang bersih. Tangan yang kotor akan menimbulkan noda dimana-mana.
  • Buku panduan origami, terutama bagi pemula.
  • Rencana yang pasti, tentang bentuk seperti apa yang ingin dibuat. Jika tujuan bentuk akhirnya tidak pasti dan berubah-ubah, kertas lipatnya lama2 bakal lecek.
  • Niat dan tanggung jawab, untuk menyelesaikan pekerjaan ini hingga selesai.


Cara Kerja:
  • Siapkan kertas, bersihkan kedua belah tangan, buat rencana matang tentang bentuk yang akan dibuat.
  • Lakukan lipatan pertama dengan cermat dan seksama. Lipatan pertama sangat menentukan kesempurnaan bentuk selanjutnya.
  • Koordinasikan kedua belah tangan agar bisa bekerja sama saling mendukung dengan baik.
  • Jangan melakukan lipatan dengan terlalu kasar, karena kertas adalah benda yang rapuh mudah robek.
  • Ukurlah dengan pasti sebelum melakukan setiap lipatan.
  • Setelah pasti, bentuklah lipatan yang tegas. Lipatan yang tidak tegas tidak akan memberi bentuk akhir yang sempurna.
  • Perhatikan dan cermati simetri setiap lipatan. Antara bagian kanan dan kiri harus seimbang.
  • Lihat kembali buku panduan setiap saat, agar tidak terjadi salah lipat yang meninggalkan bekas.


Tangan ketiga? buat apa? susah lagi koordinasinya.
Yang ada juga paling tangan pertama sok pengen bikin proyek baru dengan tangan ketiga :p
Lalu proyek sebelumnya dengan tangan kedua gimana?
Ya tangan kedua harus ikhlas dibagi waktunya.
Tapi ati-ati jangan sampai tangan kedua merasa diabaikan sehingga merusak proyek antara tangan pertama dan ketiga atau sebaliknya :p

Ha? nggak nyambung?...
Eh, ini ngomongin soal Origami yaa... bukan yang 'gami' lain :p
Kalo situ keisengan nyambung2in, ya sok wae, terserah penafsiran situ :D

Wednesday, December 13, 2006

Lebih

Secara sadar atau tidak, kadang aku suka terperangkap dalam permainan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Orang lain yang memiliki sesuatu hal yang lebih daripada aku. Entah itu kelebihan yang bersifat materi maupun immateri. Akupun larut dalam pengandaian: kalau aku juga memiliki kelebihan seperti orang itu... hmmm... kayaknya bakal menyenangkan hidupku...

Kalau punya materi lebih banyak... Kalau punya karier lebih bagus... Kalau punya skill lebih tinggi... Kalau punya negara lebih maju... Kalau punya kesempatan lebih luas... dan lain sebagainya...

Tapi saat aku berkhayal terlalu dalam, hingga menyatu dengan sosok yang aku andaikan, yang memiliki segala kelebihan itu... kok... ternyata aku berkhayal lagi berharap untuk mendapatkan kelebihan yang selanjutnya ya?...

Kenapa begitu? Kenapa manusia itu tidak pernah bisa puas dan berhenti saja di satu titik untuk menikmati pencapaiannya ya? Apakah manusia memang cenderung menuntut dirinya untuk menjadi orang yang ter-segalanya di dunia?

***

Dulu, saat manusia masih hidup dengan mengikuti irama alam, mereka hidup tanpa banyak tuntutan. Mereka mengambil sebagian dari alam sebatas apa yang mereka butuhkan, dan meninggalkan sisanya. Tidak ada keinginan untuk memiliki lebih dari apa yang mereka perlukan. Sebuah kebijaksanaan untuk hidup serasi dan harmonis dengan alam dari sebuah kehidupan yang kita bilang.... "primitif".

Lalu konon kabarnya dunia ini bergerak menuju ke arah kehancurannya saat manusia mulai menjadi serakah, ingin memiliki lebih banyak. Saat manusia mengeksploitasi alam dan isinya agar melayani dan memenuhi segala keinginannya. Dan kehidupan yang seperti itu kita bilang... "modern".

***

Lihatlah beberapa kasus2 heboh terakhir. Mereka yang menurut ukuran umum sudah berada di pencapaian yang tinggi karena hanya segelintir orang yang bisa berada di posisinya, ternyata masih mencari dan menginginkan "lebih". Yang korupsi lah, yang selingkuh lah, yang overdosis lah, atau yang perang lah... Semuanya terjadi karena tidak mau melihat apa yang sudah di tangan, mereka maunya "lebih banyak lagi".

Apa jadinya jika dunia ini semakin penuh berjejalan dengan manusia-manusia yang menuntut "lebih banyak" tanpa mau tahu batasan?

Friday, December 08, 2006

Sabda Alam

Pernah denger nggak soal kehidupan manusia di jaman primitif?

Dari yang aku baca, katanya nih, di jaman primitif itu perempuan mendapat posisi yang sangat terhormat. Kenapa begitu, karena perempuan lah yang dapat melanjutkan keturunan. Perempuan yang memegang peran penting dalam kelangsungan hidup manusia. Bahkan patung dewa paling tua yang pernah ditemukan berwujud patung seorang ibu yang sedang mengandung.

Apalagi ketika perempuan berhasil menemukan cara bercocok tanam untuk memproduksi makanan sendiri. Perempuan menjadi semakin tidak bergantung kepada laki-laki. Laki-laki hanya dimanfaatkan kekuatan fisiknya sebagai pelindung kelompok.

Namun selanjutnya keadaan mulai berbalik, ketika manusia primitif itu mulai bisa menjinakkan binatang untuk diternakkan. Sambil menggembalakan ternak, mereka mengamati proses reproduksi binatang. Dan para laki-laki primitif itupun baru menyadari bahwa : Seks ada hubungannya dengan kehamilan!! WOW!
*kemana aja om?* :p

Laki-laki baru tahu kalau mereka punya andil besar dalam kelahiran seorang anak. Merekapun mulai menelusuri kembali yang mana anak2 yang ia punya saham dalam kelahirannya, dan dia kasih stempel sebagai "Milikku". Lalu dia mencari perempuan yang telah melahirkan anak2 miliknya, dia beri stempel juga "Milikku". Dengan berbekal kekuatan fisiknya, dia bisa memaksakan kehendaknya itu.

Dan dimulailah masa berlakunya lagu "Sabda Alam":
.....wanita dijajah pria sejak duluuuu.....

sumber: "Kartun Riwayat Peradaban 1", ada juga di novel "Daughter of God"

Thursday, December 07, 2006

Nila Setitik

Beberapa hari ini aku dikejutkan oleh perubahan sikap yang cukup drastis dari orang2 di sekitarku. Perubahan sikap setelah mengetahui Da'i kondang itu melakukan pernikahan kedua. Peristiwa itu saja sudah cukup mengejutkan, masih ditambah lagi dengan kejutan betapa mudahnya orang hilang kepercayaan.

Memang sangat pantas jika banyak orang kecewa. Orang yang sebelumnya dijadikan panutan, dianggap sebagai teladan patokan moral, tiba-tiba mengakui telah melakukan suatu tindakan yang ditentang banyak orang. Meskipun tindakan itu memang tidak dilarang dalam standar moral yang diajarkan.

Tapi yang aku heran, tiba-tiba saja orang2 di sekitarku berbalik pendapat 180 derajat terhadap sang Da'i. Saat ini sang Da'i di mata mereka sudah kehilangan kharisma sama sekali. Bahkan lebih dari itu, sang Da'i seolah sudah menjadi penjahat seks yang tidak termaafkan. Hujatan, cacian jadi pembicaraan setiap saat dan disebarluaskan dimana-mana.

Tidak tersisa lagi segala ajaran moral yang pernah disampaikan sang Da'i, hilang dirusak oleh setitik nila. Yang ada malah semuanya dijadikan lelucon dan ejekan untuk menyerang sang Da'i. Sang Da'i sekarang berubah menjadi simbol orang yang haus seks :( Dan orangpun menganggap ajarannya hanya akan mengajak orang untuk menjadi seperti dirinya. Ngawur memang, tapi begitulah yang terjadi...

Padahal selama ini ajaran moral yang disampaikan sang Da'i adalah suatu ajakan kepada kebenaran yang disampaikan dengan cara yang menyejukkan. Ngerinya, jika kemudian sikap antipati itu berkembang menjadi penolakan terhadap setiap ajaran moral, karena identik dengan tindakan tidak termaafkan dari sang Da'i.

Yang aku tangkap sih, sebagian orang2 itu adalah orang yang suka mendramatisir masalah, membesar-besarkan dengan bumbu bikinan sendiri agar bisa membuat pembicaraan yang menghebohkan dan menjadi pusat perhatian saat ngobrol dengan orang lain. Tidak tertutup juga kemungkinan adanya orang2 yang memanfaatkan kesempatan untuk menghancurkan dari dalam (ingat pernah ada buku "Rapor Merah"?).

Aku sendiri juga kecewa, karena ternyata sang Da'i cukup egois dengan melakukan tindakan itu. Tapi tidak kemudian membuat aku melupakan semua ajaran yang selama ini aku pernah ikuti, karena sumber ajarannya adalah sumber yang benar, dan ajakannya pun dalam ceramah2 sebelumnya adalah ajakan ke arah yang benar.

Soal poligaminya sendiri menurutku... entahlah, yang pasti itu diperbolehkan oleh ajaran agama. Asalkan semua pihak ikhlas, ya silakan. Meskipun terlihat banget siapa yang paling egois karena mengharapkan orang lain berkorban dengan ikhlas untuk dirinya. Ada seorang saudara yang mengalami hal itu, dan komentarku hanyalah, "Setiap tindakan ada resikonya, apapun yang dipilih masing2 bakal ada masalah di belakangnya, sampean harus siap dengan semua itu."

Saturday, December 02, 2006

Madol ke Dufan

Ini sebenernya cerita minggu lalu. Tepatnya hari Jumat minggu yang lalu. Awalnya nggak ada niat mo ditulis disini. Tapi karena tiba-tiba aku jadi rajin nulis, dan pengen nulis sesuatu lagi... terpikirlah untuk nulisin pengalaman minggu lalu itu. Apalagi di antara tujuh orang peserta itu ternyata tidak ada yang menuliskannya di blog mereka.


Jadi begini, kebetulan Dufan lagi ada promosi potongan harga yang cukup menarik untuk tiket masuk terusannya dalam rangka ulang tahunnya yang ke 21. Muncullah ide di antara genk 80-an untuk rame2 maen ke Dufan. Asik juga tuh. Dan kemudian muncullah ide gila untuk ke Dufan di weekdays, soalnya kalo weekend pastilah rame banget apalagi lagi ada diskon gitu. Keputusan pun disepakati. Dan kita pun rame2 meliburkan diri dari pekerjaan pada hari yang ditetapkan. Sebagian ambil cuti, sebagian minta ijin dengan aneka alasan. Aku? ....kebetulan pagi itu emang rada meriang nggak enak badan, jadilah aku ijin nggak masuk dengan alasan itu. Bukannya dipake istirahat biar kembali fit, malah ikut maen ke Dufan... hehehehe...

Setelah aku diijinkan untuk tidak masuk kerja, aku sempet mikir... eh? apa yang sedang aku lakukan ya? :D ....Maklumlah sepanjang perjalanan karir bersekolah dan bekerja belum pernah bolos demi maen-maen :D

Bahkan para peserta madol pun sempat terkesima melihat aku ikutan join dan berani bolos kerja hanya demi ke Dufan... :D hihihi... Genk 80-an emang banyak menimbulkan pengaruh buruk pada diriku :p ... bubarin aja apa yah? hehe jangan dong :D

Dan begitulah, bertujuh ada Made, Irpan, Iqbal, Farah, Shasa, Yuanz dan aku berangkat bersama ke Dufan untuk bersenang2. Karena mobil Made nggak muat buat bertujuh, sebagian naik taxi. Seolah sudah tahu identitas penumpangnya, sopir taxi itu menyalakan radio yang sedang memutar lagu2 jaman 80-an. Nggak tanggung2, yang diputer lagu2 garing kecimpring seperti "Cintaku padamu sedalam lautan Atlantik" dari Ria Resty Fauzi, juga ada yang syairnya begini "Bilang hitam kalau hitam, bilang putih kalau putih.. Katakanlah sayang, bila kau sayang padakuuu..." entah sapa yang nyanyi. Kita2 cuma bisa terpesona dan sekuat tenaga menahan diri agar gak ikutan nyanyi dan goyang... hahahaha... najis!

Di Ancol kita Jumatan dulu, sambil nyempetin berdoa agar selamat dan sukses dalam setiap wahana yang akan kita naikin nanti :)

Setelah itu kitapun beli tiket dan nunggu pintu masuk dibuka pas jam setengah dua. Ternyata walaupun kita milih weekdays, lumayan rame juga yang ngantri masuk. Kayaknya emang pada manfaatin potongan harga yang jarang2 ada itu. Ugh.. panas banget udaranya... untunglah di depan pintu masuk banyak pipa2 yang nyemprotin kabut air biar rada seger. Bisa buat keramas juga tuh kalo mau... hihi.. sayang kita gak bawa sampo.. haha

Pintupun dibuka tepat pada waktu yang dijanjikan. TIME FOR HAVING FUN!!

Bekantan, errr... mirip siapa yah?
Indian, kok mau ya orang2 itu jadi patung di tengah jalan? ... susahnya cari duit :)
Boom boom car, tabrak!.. tabrak!.. tabrak!! kapan lagi :D
Halilintar, gitu doang? :p .. tapi badanku jadi sakit semua berasa kebanting-banting.
Meteor Attack, nonton film nggak jelas di atas kursi yang goyang ke segala arah.
Arung Jeram, waaa! waaa! basaaaah!
Ontang-anting, muter terbang melayang...
Perang Bintang, yang mana sih yang ditembak? :D
Makan sore, mengembalikan energi.
Ashar-an, berdoa lagi.
Kicir-kicir, ini sih arena penyiksaan, bukan permaenan... males ah, biar Yuanz ama Iqbal aja :P
Maghrib-an, udah mulai gelap.
Kora-kora, setengah nyawa masih ketinggalan di atas. Shasa doyan banget yah?
Niagara-gara, antriannya maaaak... padahal cuma gitu doang
Rumah Miring, disoriented bener..
Rumah Kaca, bikin pusing dan claustrophobia..
Boom boom car lagi, tabrak lagi! tabrak lagi! pokoknya tabraaaak!! :D
Carrousel, diiringi musik dangdut live.. asik juga buat penutup.. hihi
.... dan Dufan pun tutup jam delapan malam. Nggak terasa.


Lebih banyak waktu habis buat ngantri, padahal lagi nggak terlalu rame loh. Pulangnya foto2 dulu. Made beli balon kodok entah buat apaan :p. Lalu kita nekat bertujuh masuk di mobil Made. Orang2 yang sudah memasuki usia menumpuk lemak itu pun bertumpuk2, berjejal2, berdesak2an... kayaknya bisa masuk rekor MURI tuh :D

Tapi yang pasti SERUUUUUUU!! nggak percuma bela2in bolos kerja :D
It was really a fun time!! kapan2 lagi yuk! :D

*ps. poto2 minjem hasil cam-nya irpan, yg dari cam-ku nggak ada akunya :D *

Thursday, November 30, 2006

Musim Hujan adalah Saatnya...

  • Menghirup udara sehabis hujan yang segar dan bau tanah basah.

  • Menikmati cuaca yang lebih sejuk, nggak lagi kepanasan.

  • Males bangun pagi, karena hawanya enak banget buat tidur lagi :D

  • Memasukkan payung dalam daftar gadget (payung, gadget bukan yah? :D )yang harus dipertimbangkan untuk selalu dibawa saat keluar rumah.

  • Menyiapkan jaket parasit tahan air dan topi buat keluar rumah kalo malas bawa payung.

  • Mengistirahatkan celana2 panjang berwarna terang, soalnya kalo kena becek dikit bakal keliatan dan susah ilang.

  • Memperpanjang masa pakai celana2 panjang berwarna gelap, sepanjang belum basah atau kotor ... hihihihi

  • Mengandangkan sepatu2 suede (emang punya? :D ) dan sepatu kain yang gampang basah.

  • Lebih sering ganti kaos kaki... huahahahahaha! :P iya deh.. iya..

  • Siapin parfum buat pakaian yang nggak kering, biar baunya semakin aneh :D

  • Meriksa atap dan genteng kali ada yang bocor ato rembes, kalo sempet

  • Bersihin selokan di depan rumah biar nggak mampet kalo ada hujan besar. Kalo udah dibersihin orang lain ya udah :D

  • Tutup jendela rapat2 kalo keluar rumah, biar kalo tiba2 hujan airnya nggak masuk bikin basah segala macem.

  • Jaga kesehatan dengan lebih sering olahraga (makanan apaan tuh?), dan minum vitamin, biar kalo terpaksa kehujanan nggak gampang sakit.

  • Siap mental menghadapi kemacetan yang sering kali lebih hebat kalo lagi hujan. Apalagi kalo hujan gedhe yang bikin air menggenang dimana2 bahkan puun2 pada tumbang.

  • Siap siap KEBANJIRAN!!... huhuhuhuhu... hiks hiks...

Selamat Datang Musim Penghujan...!!

Wednesday, November 29, 2006

Batas Kekerasan

Cuplikan berita dari Liputan6.com :

"Delapan siswa dari Sekolah Dasar Negeri Percontohan Menteng, SD Panglima Besar Sudirman, SD Islam Teladan Cijantung mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak, Selasa (28/11). Para bocah didampingi orangtua masing-masing mengadukan kekerasan yang dilakukan sejumlah guru terhadap mereka.

Para orangtua siswa tidak terima anak mereka diperlakukan kasar seperti dijemur di terik matahari, dikunci di dalam kelas atau mulut mereka diplester lantara melawan perintah guru. Mereka menilai semua tindakan itu termasuk pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002."

Sekilas sepertinya adalah sebuah kemajuan, bahwa orang Indonesia bahkan yang baru usia anak-anak, sekarang sudah sangat sadar hukum. Begitu merasa haknya dilanggar orang lain, mereka mengajukan pengaduan ke yang berwenang. Kemajuan yang bagus, agar setiap warga negara sadar akan batasan2 dalam melakukan satu tindakan.

Tapi coba cermati lagi cuplikan video beritanya.

Beberapa dari anak-anak itu mendapat hukuman "dijemur" karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Memang rada keterlaluan gurunya cuma nggak bisa jawab aja dijemur. Tapi hukuman jemur itu ternyata cuma 5 menit. Bukannya kalau upacara di tengah lapangan itu bisa dijemur lebih dari setengah jam yah? Sementara anak-anak yang dikunci di dalam kelas, alasannya karena mereka bikin ribut.

Lalu simak penuturan si murid yang diplester mulutnya. Si murid itu juga bikin ribut dalam kelas, lalu gurunya marah dan mengancam akan memplester mulutnya. Apa yang terjadi kemudian? si murid MENANTANG gurunya!.... dan si guru melaksanakan ancamannya. Mulut si murid pun dilakban selama 5 menit. Di detikcom, anak itu mengaku kalo mulutnya luka-luka karena lakban. Luka karena lakban bakal separah apa sih?

Bukannya aku mendukung kekerasan pada anak-anak. Dan aku mengakui juga kalo di sekolah itu memang kadang suka terjadi penghukuman yang tidak masuk akal. Tapi mbok ya jangan sampai peraturan perlindungan anak itu dijadikan senjata untuk asal menyerang orang. Murid yang dilakban itu jelas sudah melanggar batas kesopanan dengan menantang gurunya, dan masih untung sang guru tidak menampar mulut si murid. Bagaimana bisa si murid yang memicu masalah malah yang mengadukan gurunya?

Dan lagi kalau dilihat tingkat kekerasan hukumannya, menurut aku, masih belum keterlaluan dan tidak melibatkan kekerasan fisik. Bandingkan dengan nasib dari murid2 SMP Budi Waluyo yang mengalami pelecehan seksual. Kalau dihukum seperti itu saja ngadu... bagaimana mental mereka nanti yah?.. jangan2 jadi anak manja bermental tempe yang tukang ngadu :(

Tuesday, November 28, 2006

Kaos Kaki

Harusnya ini masuk di posting berantai tentang "5 Weird Things about Me" yang beberapa bulan lalu pernah booming di kalangan blogger. Tapi yah, secara aku suka blank :D jadinya ya nggak keinget tentang satu hal yang aneh ini. Hehehe...

Tau nggak?
Aku tuh....

Jarang ganti kaos kaki!
hihihihi...

Eitts!.. jangan buru2 tutup idung :p Aku jarang ganti kaos kaki karena nggak merasa perlu ganti, wong nggak bau tuh.. kalo nggak percaya cium nih! :))

Beneran nih. Kakiku itu untungnya jarang sekali berkeringat, jadi kaos kakiku tetep kering sepanjang hari. Nyampe kantor kalo nggak ada tamu biasanya aku juga lepas sepatu dan ganti sandal :D Dan meskipun udah dipakai berhari2 nggak muncul tuh bau2 tidak sedap seperti yang sering terjadi pada kebanyakan kaki orang lain. Makanya aku pikir, ngapain ganti wong yang ini masih tampak dan terasa bersih :D ...

Nggak tau juga kenapa kok aku males ganti, padahal tinggal naruh di kantong cucian kasih ke tukang cuci dan ambil yang baru :D .. eh, bentar kaos2 kakiku yang lain aku taruh dimana ya? .. hihihi, secara jarang ganti jadinya lupa tempat naruhnya :p

Pernah lo, aku ganti kaos kaki baru. Baru beli. Aku pake, pake, dan pake terus tiap hari. Baru ganti setelah ketahuan bagian jempolnya bolong :)) ...
Jadi aku ganti kaos kaki tuh cuma kalo kaos kakinya udah bolong, ato kena kotor, ato basah kena hujan, atau pas sadar bahwa udah sekian lama dipake ... hihihi.. Yang jelas kakiku sampe sekarang alhamdulillah nggak jamuran, kudisan, kutuan dan nggak juga bau jempol gara2 jarang ganti kaos kaki :p

Kaos kaki yang sekarang kayaknya udah lebih sebulan deh dipake.. Hahahaha!! Tadi tukang cuci dateng, lupa mo sekalian ditaruh di kantong cucian. Entar deh sekalian kalo basah kena hujan... hihihi

PS. Don't try this at home yah... ;p

Tuesday, November 21, 2006

Mudik Mendadak

Tak dinyana tak diduga, akhir minggu kemaren aku sempat mudik ke kampung halaman :) Kebetulan ada tugas kantor untuk pergi ke Surabaya yang tadinya hari Kamis diundur jadi hari Jumat. Awalnya sih aku lempeng aja ngikutin jadwal yang ada untuk langsung kembali ke Jakarta begitu kerjaan selesai. Eh, si boss ku malah yang ngingetin, "Kamu nggak sekalian balik hari Minggu saja?".... eh, iya ya :D

Dan terjadilah apa yang seharusnya terjadi :) Begitu selesai kerjaan, akupun langsung cabut ke kampung. Sodara2 di kampung juga baru aku kasih tahu pagi itu, biar surprise dikit. Maunya sih nggak ngasih tau, langsung nongol aja. Tapi takutnya kalo ternyata nggak ada yang nunggu di rumah, bisa terlantar diriku... :(

Perjalanan Surabaya - Malang, mau nggak mau harus melewati yang namanya Sidoarjo dan lautan lumpurnya :( Makanya aku nggak menunda2 perjalanan jadi lebih sore dengan ketemuan dulu sama temen2 di surabaya. Mending jalan agak siangan biar nggak kejebak macet di daerah lumpur. Terutama karena Apey ngasih sms ngomporin kalo hari Jumat perjalanan Malang-Sby bisa 4 sampe 5 jam!! Wuaaahh!!

Dan alhamdulillah ternyata perjalanan Sby - Mlg berjalan lancar. Jalan tol ke arah Malang untungnya dibuka. Menjelang daerah Gempol, bus yang kunaiki melewati jalan tol yang tertutup lumpur kering. Pelan2 dan terguncang-guncang, seperti sedang di atas jalan makadam. Sebelah kiri jalan tampak tanggul tinggi dua tingkat sekian belas atau malah sekian puluh meter, yang sudah mirip bukit, menutupi pusat semburan lumpur. Hanya kepulan asap putih yang menjadi penanda letak pusat semburan lumpur. Wih... ngeri banget. Sebelah kanan jalan, ada danau lumpur dan di seberangnya ada perkampungan tidak berpenghuni yang setengah tertimbun lumpur yang sudah mengering.

Perjalanan selanjutnya berasa seperti sedang melakukan kilas balik saat masih kuliah sering pulang balik Sby-Mlg. Setelah sampai di kota masa kecilku, nyempetin untuk tengak-tengok tempat2 'bersejarah' ;)

Di rumah, ya gitu deh, kangen2an ama sodara, mandi, makan, ngobrol, tidur. Makannya nyari makanan favorit dari masa lalu di tempat langganan yang masih berjaya sampai sekarang. Tahu campur, cwie mie, pecel yang pake menjeng.... duhduhduh... gendut lagi deh diriku :D...

Karena lagi masa sekolah, jadinya nggak bisa ketemu ponakan2 bandel yang sekolah sambil mondok di pesantren. Kurang seru sih. Tapi jadinya nggak perlu ngeluarin dana tambahan buat ngasih sangu.. hihihi :D

Ya cuma gitu kegiatan di rumah, makan tidur doang. Sempet juga sih bongkar gudang lagi nyari2 peninggalan sejarah 80-an buat blog sebelah :D

Baliknya, aku harus lewat Surabaya, yang berarti lewat lautan lumpur lagi. Sabtu sore aku dengar berita kalo tanggulnya luber dan jalan tol ditutup total. Waduh! Dapat kabar dari Apey juga dari sodara, bahwa kalo Mlg-Sby lewat Porong harus siap2 menyediakan waktu tambahan 2 jam untuk terhimpit dalam kemacetan di sekitar sumber lumpur. Hiks.... gimana nih?

Ada alternatif naik Kereta Api Ekonomi Blitar-Surabaya yang tentunya nggak akan terpengaruh ama macetnya lalu lintas. Kata kakak iparku, paling perjalanannya 2.5 jam doang tapi harus siap kalo terpaksa berdiri sepanjang perjalanan... ugh! Jadwal berangkat dari Surabaya ke Jakarta jam 5 sore. Sementara jadwal kereta ada jam 8 pagi, ada juga jam 12 siang. Naik yang jam 8 nggak mungkin, karena masih tidur :D .... Apey nyaranin naik bus aja berangkat jam 9, biar lebih longgar waktunya, dan sempet ketemuan di Surabaya. Tapi akhirnya aku nekat milih naek Kereta yang jam 12, soalnya masih kekenyangan habis sarapan nasi goreng :D ... Yah, memang nekat banget. Mefettt banget jadwalnya.

Dan begitulah, pamitan sama semua sodara dan pergi ke stasiun yang cuma berjarak 200 meter dari rumah. Kereta baru datang jam 12.30, kena korting setengah jam deh jadwalnya. Bener juga, nggak dapet tempat duduk, secara hari Minggu memang waktunya orang2 balik dari wiken. Dan namanya kereta ekonomi, jangan harap ada AC. Yang ada cuma kipas tangan. Dan sekali lagi namanya kereta ekonomi, bakalan sering berhenti di banyak stasiun. Perjalanan di siang hari bolong dalam cuaca panas terik kemarau berkepanjangan... basah kuyub lah diriku :(

Sekali lagi melewati daerah lumpur. Kalo jalan tol berada di sebelah timur semburan, rel kereta ada di sebelah baratnya. Jadi aku bisa melihat sisi lain dalam perjalanan ini. Dan ternyata, itu tanggul tinggi yang terdiri dari pasir dan batu kerakal cuma berjarak beberapa meter saja di sisi kanan rel kereta. Kalo tiba2 itu tanggul jebol saat keretaku lewat... wah! Sementara di sebelah kiri rel kereta adalah pemukiman padat dari penduduk kota Porong! Nggak kebayang, gimana rasanya tinggal disitu, yang keberadaannya ditentukan hanya oleh tanggul tidak permanen yang cuma terdiri atas pasir dan batu. Dan dibalik tanggul yang tingginya jauh melebihi atap rumah itu ada lautan lumpur yang siap menerjang segalanya...

Ya Allah.. ngeri ngebayanginnya..

Sampai Surabaya sekitar jam setengah empat. Terlalu mepet buat ketemuan sama Apey atau teman2 lainnya. Ya sudahlah, lain kali saja :) Jam lima, jadwal keberangkatan ditunda sejam. Bengong sejam. Jam enam, baliklah diriku ke Jakarta :)

Begitulah, akhirnya aku mudik juga. Setelah pas lebaran kemaren memutuskan tidak mudik. Masih masuk bulan Syawal kan, jadi anggap saja mudik Lebaran :) Tapi perjalanannya jauh .. jauhhh lebih nyaman dan tenang dibanding kalo mudiknya pas Lebaran :D Apalagi biaya perjalanannya sebagian besar ditanggung kantor .. huehehehe...

Tuesday, October 31, 2006

Jam Biologis

Selesainya bulan puasa, berarti selesai juga satu rutinitas sebulan penuh yang mau tidak mau harus dilakukan. Rutinitas bangun sahur. Buat yang nggak rutin puasa sunnah, bangun sahur adalah kegiatan yang merombak jadwal harian yang biasa dikerjain selama sebelas bulan sebelumnya. Jam tiga pagi harus bangun untuk makan...

Tampaknya aku harus banyak bersyukur, karena ternyata aku punya jam biologis yang cukup fleksible.

Di hari-hari biasa, aku nggak pernah nyalain beker untuk bangunin pagi-pagi. Pas jamnya bangun untuk rutinitas pagi, aku hampir selalu bisa bangun pada waktunya. Habis itu... tidur lagi sampe jamnya berangkat ngantor :D

Dan waktu bulan puasa kemaren, barulah si beker yang lambat sepuluh menit itu mendapat tugas untuk menjerit-jerit di dini hari. Setiap selesai taraweh, aku nyalain alarmnya buat besok pagi.

Tapi tahu nggak.... selama sebulan puasa kemaren, si beker itu baru aku kasih kesempatan untuk menjerit-jerit sekitar tiga atau empat kali. Sebelum dia sempat menjerit, aku sudah matiin alarmnya dengan perasaan penuh kemenangan :D (dendam banget gitu :p). Karena aku hampir selalu sudah terbangun dengan sendirinya sebelum si beker berbunyi. Yang tiga atau empat kali itu karena aku kecapekan atau karena tidurnya telat banget.

Sekarang, balik lagi ke rutinitas biasa, jam biologisku juga otomatis tuh balik lagi ke jadwal bangun pagi jam 4-an. Dan si beker tentu saja tidak aku beri tugas menjerit lagi, biarlah dia hanya bertugas menunjukkan waktu yang lambat sepuluh menit itu...

Monday, October 30, 2006

Nggak Mudik

Sebelumnya perkenankan aku menyampaikan:

Minal Aidin Wal Faidzin
Taqabbalallahu Minna wa Minkum
Mohon Maaf deh buat semuanya saja :)


Lebaran ini rada beda dari tahun2 yang kemaren. Karena tahun ini aku memutuskan untuk tidak mudik buat pertama kalinya :) Dan berbagai pertanyaan pun datang: 'Kenapa?', 'kok?', 'emang ada orang males mudik?'.. dllsb. Padahal taun2 lalu waktu aku memilih untuk mudik, ada aja temen yang nanya sebaliknya: 'Kenapa sih harus mudik?'... huh! emang pertanyaan dan komentar orang itu suka seenaknya yah :P

Mereka yang nanya kenapa aku nggak mudik, biasanya langsung maklum setelah aku kasih tahu kalo orang tuaku keduanya sudah tidak ada. Yang rada ngeyel bakal ngasih pertanyaan lanjutan "emang nggak kangen sama sodara2 di kampung?".

Kangen sih... tapi entah kenapa kok tiba2 aku kehilangan minat dan daya juang untuk mencari kesempatan demi bisa mudik lebaran. Ribetnya hunting tiket untuk mudik ke kampung dan juga balik ke Jakarta. Bergabung berdesak-desakan dengan jutaan orang yang bergerak bersama dari Jakarta ke daerah dan sebaliknya. Tiba-tiba aku kehilangan semangat dengan itu semua. "Emang harus mudik ya?" pertanyaan temanku taun lalu semakin menurunkan semangatku. Pengen pulang ke kampung, tapi nggak pas lebaran gini deh, nggak pas ada pergerakan nasional kayak gini...

Dan begitu aku memutuskan nggak mudik, ternyata aku bisa menjalani puasa dengan lebih tenang lo. Nggak ada pikiran 'waduh belum dapat tiket balik nih', 'belum nyari baju baru dan oleh2 nih', 'belum belanja lebaran, beli kue, nyari uang pecahan..', 'besok mudik, gw harus packing dari sekarang nih'.. dan lain sebagainya. Beneran...

Saturday, October 07, 2006

Feeding Frenzy

Pernah maen game "Feeding Frenzy" bikinan GameHouse? Game dengan lakon seekor ikan di dalam laut yang sibuk memakan ikan2 yang lebih kecil, tapi harus waspada jangan sampai dia sendiri dimakan ikan yang lebih besar. Seru lo, harus cekatan nggerakin mouse sampe muter2.

Game yang udah lumayan lama sih, tapi beberapa hari ini aku suka mainin lagi. Kebetulan lagi males baca buku, baca dua tiga halaman udah ngantuk. Maklumlah lagi puasa bawaannya ngantuk mulu.

Maen game ini lumayan seru, bikin nggak ngantuk. Dan... bikin kenyang :D hehehe... Ngeliat si ikan makan dengan rakusnya, ditambah sound efek "KRAUKKK..!!.. berasa ikutan makan dan kenyang :D Kalo mau nilainya tinggi emang si ikan harus rakus, ngejar ikan kanan kiri atas bawah kayak ikan gila yang lagi kelaparan berat. Makanya cocok banget dinamain "Feeding Frenzy".

Dan kalo udah sore sekitar sejam atau setengah jam menjelang buka puasa, seringkali aku berasa jadi kesurupan si ikan...

Sunday, October 01, 2006

Lambat Sepuluh Menit

Aku punya jam beker yang rada aneh. Wujudnya sih biasa aja seperti umumnya jam beker. Aku beli sekitar 2 tahun yang lalu di hipermarket deket rumah.

Beberapa waktu yang lalu jam ini mulai nggak bener nunjukin waktu. Sepuluh menit lebih lambat. Udah dibenerin, tetep aja dia lebih lambat dari waktu yang bener. Biasanya itu tanda-tanda baterenya mulai habis. Maka baterenya pun aku ganti ama yang baru.

Eh, satu dua hari kemudian kok jam ini balik lagi lebih lambat sepuluh menit dari waktu yang bener. Padahal baterenya udah baru loh. Ya udah, aku benerin lagi.

Lha... kok ya maksa kejadian lagi! Dalam satu dua hari balik jadi lebih lambat sepuluh menit!? Jam beker yang aneh...

Aku coba cepetin sepuluh menit dari waktu yang bener. Biar nanti kalo balik lagi melambat sepuluh menit maka dia akan nunjukin waktu yang bener.

Besoknya bener deh, tuh jam beker mundur sepuluh menit. Tapi sekarang dia malah bener jamnya... hehehehe... tertipu kau :p

Besoknya lagi... eh, dia mundur lagi sepuluh menit!
Huaaaaa!!!! maunya apa sih beker ini??

Dan tau nggak, setelah itu dia nggak melambat lagi. Kalo emang jamnya yang udah soak mestinya dia melambat lagi kan? Ini enggak. Jam beker itu dengan baik dan benar selalu setia menunjukkan waktu yang lebih lambat sepuluh menit.

Aku pun sudah menyerah untuk benerin waktunya. Biar aja deh... Toh beker itu sebenernya selalu tepat. Tepat lebih lambat sepuluh menit.. :(

Monday, September 18, 2006

Water in a Row



From water...


to water...


to water.


Great trip to spend the weekend..
but why do I feel that I miss my common weekend, the weekend with "doing nothing all day"?
:D

Tuesday, September 05, 2006

Monday, August 28, 2006

Seni Itu Tidak Ada yang Salah

Itulah kata yang sering aku dengar dari Bagus, sang pakar batik, saat ngajarin para muridnya pertama kali belajar membatik. "Jangan takut salah, karena dalam seni tidak ada yang salah".... huhuhuhu... bijak banget nggak seh :P

Dan memang sebenarnya kalo dipikir-pikir tidak ada penilaian benar dan salah kan dalam seni, karena setiap orang bebas berekspresi. Yang ada hanyalah disukai atau tidak disukai oleh orang lain.

Tapi lalu bagaimana kalau ada karya seni yang tidak bisa dilihat hanya dalam konteks seni? ....

Pertanyaan ini muncul setelah akhir minggu kemaren aku ikutan dalam acara diskusi buku Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Secara umum banyak yang memuji novel tersebut. Tapi banyak yang mengembel2i pujiannya dengan kritikan. Banyak yang mempertanyakan sejumlah bagian dalam novel yang jika dipikir2 terasa tidak logis alur ceritanya.

Andrea Hirata berterima kasih atas semua kritik itu, dan mengakui ketidak-telitiannya dalam menulis. Namun saat ditanya apakah ia akan merevisi novelnya?... dengan tegas dia bilang: "TIDAK". Dia menginginkan novel itu tetap seperti apa adanya sekarang, agar orang tahu bahwa dalam usahanya menghasilkan sebuah karya, dia berproses dan menjadi lebih matang dengan melakukan kesalahan2. Dan itulah karya otentik yang telah ia buat.

Yah, dalam hal sebuah karya seni berupa novel yang kisahnya bukan kisah absurd atau surealis, mau nggak mau akan ada penilaian dari segi logika yang sesuai dengan realitas. Review2 yang selama ini aku tulis, juga sering menyoroti soal logika cerita. Kalo nggak masuk akal bakal aku serang habis2an :D

Tapi entah kenapa, saat membaca Sang Pemimpi, aku rasanya hanyut dan terhipnotis oleh emosi setiap kisahnya. Detil dan logika cerita yang nggak nyambung dan banyak dikritik orang sama sekali tidak aku pedulikan. Aku baru sadar adanya ketidaklogisan itu saat mendengar orang lain mengulasnya. Dan aku nyaris berkata: "ah, sudahlah... itu nggak terlalu penting kan? Nikmati sajalah keindahan ceritanya...".

Padahal di review untuk Laskar Pelangi, aku begitu bawel menguliti satu demi satu ketidak-logisan dari cerita yang ditulis Andrea Hirata. Dan sampai sekarang tetep nggak rela kalau Laskar Pelangi dipuji2 terlalu tinggi :P

Entahlah, kenapa bisa timbul standar ganda gini ya?
...... *bingung*

Sunday, August 13, 2006

Belajar Merelakan

Malam minggu kemaren jam sepuluhan. Aku baru turun ... eh nggak turun sih, wong tingginya sama... baru keluar... ah ya... aku baru keluar dari busway. Jarang-jarang pulang jam segini, maklum.. anak rumahan gitu loh :P. Meninggalkan halte busway aku harus melalui jembatan penyeberangan yang panjaaaaaang... berliku-liku... menurun dan mendaki... (benar2 hidup yang penuh cabaran kata Irvan :D) ... dengan menyisakan bunyi berisik "gubrak – gubrak – gubrak – gabruk" di atas lempeng2 aluminium penutup jembatan.

Sambil ber"gubrak"2 menyusuri jembatan, aku merogoh tasku. Mencari hape. Kali aja selama perjalanan tadi ada miss sms, atau miss call, atau miss universe nyapa aku... :D Sepanjang hari tadi hape aku taruh di tas di saku bagian depan, biar gampang ngambilnya. Saat tanganku menyentuh saku depan... loh .. kok resletingnya terbuka? ... wah! ... aku masukkan tanganku ke dalam ... lah!

HAPEKU ILANG!!
lemes....

"Gubrak-gubrak" pun melemah menjadi "brug.... brug.... brug"... ah.. hari yang naas....

Sudahlah, mau diapain lagi. Udah ilang mau dicari kemana, barang sekecil itu?.

Dengan tambahan energi dari kekesalan atas keteledoranku sendiri, kembali aku ber"gubrak2" menuruni bagian terakhir jembatan penyeberangan. Pasti kejadiannya di dalam busway nih. Busway tadi lumayan penuh, aku duduk berdesakan di bagian belakang. Tasku aku taruh di pangkuan, dan tanganku aku taruh di atasnya. Jago banget tuh orang sampe bisa ngambil... Tadi kayaknya orang di sebelah kiriku sempet bergerak-gerak aneh gitu. Dia juga sempet sok akrab nanya2 beberapa hal... kayaknya buat pengalih perhatian.

Hhhh... agak berat nih kalo nggak punya hape. Wah, harus merelakan tabungan untuk beli hape lagi.. :( ... hape yang itu kan baru setahun lebih dikit umurnya... oh ya, kan bisa pake cicilan dari kartu kredit? ... Jatah tidur hari minggu besok harus dipotong dikit nih buat mampir toko hape ... asik juga sih, bisa punya hape baru :D

Untung aku udah pernah back-up address book dari hape ini ke komputer. Udah beberapa bulan yang lalu sih back-up nya, pasti nomer2 baru belom ada disana. Entar bisa nanya lah dari temen yang lain, yang nomernya nggak ilang. Ato nanya via email kan juga bisa.

Nomer hapeku sendiri mudah2an masih bisa diselamatkan. Lumayan cantik nomernya dan udah banyak yang tahu pula. Susah kalo harus ngrubah nomer hape. Besok harus ke tempat provider itu juga nih.

Lain kali kalo lagi di jalan naik kendaraan umum, hape harus dimasukkan ke tas bagian dalam deh. Nekat2 banget para kriminal Jakarta ini.

Nggak ada penyesalan dan kekecewaan yang terlalu dalam. Biasa aja ternyata aku menghadapi kejadian ini. Nggak sampe lemes selayaknya orang kehilangan barang berharga. "Ya udah, mo diapain", itu yang ada di pikiranku.

Nyampe rumah, masuk kamar. Aku buka tasku untuk mengeluarkan dvd dan vcd hasil belanja di glodok tadi siang. Mengagumi belanjaanku sebentar :P ... aku buka tasku lagi... eh.... kok di saku dalam keliatan ada yang menyala...

HAPEKU NGGAK ILANG!!

Hihihihi... senangnya! :P
Segala skenario ribet yang sudah repot2 aku susun sepanjang jalan menuju rumah untuk kondisi darurat ini pun langsung bubar jalan :)

Tapi paling nggak aku udah belajar bagaimana merelakan sesuatu ... ;)

Saturday, August 05, 2006

Firman? Steven?

Malem2 naik bis kota yang tidak terlalu penuh. Aku duduk di kursi berjajar dua yang masih kosong. Duduk di yang dekat jendela biar bisa sambil liat pemandangan malam kota Jakarta. Sebelum masuk tol, bis berhenti sejenak di tempat yang biasa jadi tempat menunggu para calon penumpang. Sejumlah penumpang pun naik. Seorang laki2 berkacamata seumuran duduk di sebelah ku.

Sepanjang tol, aku melihat2 keluar jendela. Orang di sebelahku terkantuk-kantuk sampai kejedot sandaran kursi depan :D. Sekian menit kemudian bis keluar dari tol. Orang di sebelahku kayaknya udah seger setelah bisa tidur beberapa menit.

Tiba-tiba aku dengar dia nanya ke arahku..
"Mas, situ namanya Firman?"
Aku menoleh, memastikan dia nanya itu ke aku.
"Oh, bukan", jawabku dengan tersenyum ramah tapi setengah cuek.
"Oh, mirip sama teman saya..."
Aku cuma tersenyum lebar dan kemudian kembali melihat ke jendela.
Orang itu kayaknya malu udah salah tebak, dia lantas pindah ke kursi lain yang kebetulan kosong...

***

"Steven..?"
Aku lagi bergantungan di tengah mikrolet yang lumayan penuh.
"Steven..!?"
Melelahkan juga hari ini.
"Steven ya!??"

Aku menengok ke arah suara, mana sih si Steven yang rada budek dipanggilin nggak nyahut2 itu. Dari arah si penanya aku melihat seorang cewek mendekap buku tebal. Mulutnya masih setengah terbuka, tandanya dia yang tadi bertanya. Dan matanya menatap ke arahku...

"Bukan..", jawabku sambil tersenyum kecut.
"oh.. maaf"

***

Beberapa kali waktu aku berkenalan dengan orang yang jelas2 aku belum pernah ketemu, setelah saling menyebut nama, orang tersebut bertanya dengan ramah:

"Kayaknya kita pernah ketemu?"...

***

Bukannya menyesali takdir
Bahwa ternyata
Mukaku ini...
*hiks*

pasaran...

*huwaaaaaaa!!!.. * :((

But plissss...
Don't ask that kind of question!
Don't you know how it hurts, when somebody finds out that he is not a unique human being anymore?

Also, it may make him start wondering,
"Do I have separated twin brothers?" *too much soap opera*
or worse, "Am I just a clone!??" *what a sci-fi!*



ps.
Don't write a comment that you also have a friend that looks like me!!

Thursday, August 03, 2006

Nomor 18

"Adam Jordan dan Nina Sakina terlibat cinta lokasi saat syuting FTV.
Dian Sastro selingkuh, kepergok lagi jalan sama anak pejabat.
Ulfa bakal cerai lagi karena ketahuan sering ke pengacara."

Itulah isi dari acara gosip pagi-pagi di TV tadi pagi. Gara-gara masih males mo mandi, males beranjak dari kasur, dan remote nun jauh dari jangkauan. Maka tercemar lah indera-inderaku oleh yang namanya infotainment yang bener-bener sama sekali jelas-jelas totally completely NGGAK PENTING babar blas!! *banting2 guling*

Ketiga gosip itu terang saja dibantah mentah2 oleh para pelakunya. Adam dan Nina bilang ini pertama kali mereka satu produksi, dan kedekatan mereka sebatas saling mengenal agar lebih nyaman berlakon. Dian Sastro bilang tidak kenal sama si anak pejabat, dan orang yang mergokin dia kayaknya salah liat orang.

Eeeerrgggh... kurang kerjaan banget sih yang bikin gosip?
Dan selalu kemudian mereka melafalkan dalil suci kebangsaan mereka "tidak ada asap kalau tidak ada api".... ggrrrhhhh.....*garuk2 tembok*

Tapi ya tidak ada produksi jika tidak ada peminat. Acara sampah yang sama sekali tidak memberi nilai tambah seperti itu ternyata banyak sekali peminatnya *lirik suster golda :P*. Dan selanjutnya bikin gosip nggak mutu ternyata menjadi sumber pendapatan dan menyerap banyak tenaga kerja. Hebat sekali dunia kita ini ya.

Info yang mereka sajikan... menyedihkan. Saat mereka membeberkan fakta yang memang benar terjadi saja, sudah bikin risih karena mengorek-orek kehidupan pribadi orang. Apalagi kalo info itu ternyata dicari-cari, dibikin-bikin sekedar biar ada berita, seperti contoh di atas. Pantaslah kalo ada ulama yang sampai merasa berkepentingan untuk melarangnya.

Perbuatan mereka itu tidak jauh beda seperti orang-orang yang getol menyebarkan berita bohong tentang prediksi bencana ke masyarakat luas, yang seneng banget ngeliat orang lain panik. Syukurlah orang2 yang ini sudah mulai dilacak dan diperiksa oleh aparat karena dianggap menimbulkan keresahan di masyarakat.

Dan mereka itu sebenernya adalah orang-orang yang kecanduan sensasi! merasa hebat kalau bisa menciptakan sensasi di hadapan orang lain. Nggak peduli sensasi itu bener atau enggak, yang penting bisa merasa hebat di depan orang lain...


Tau nggak?
Ibunya si Ikal, tokoh di novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, sering menasehati Ikal bahwa, "Gila itu ada 44 macam. Semakin kecil nomornya, semakin parah gilanya".

Dan kecanduan sensasi adalah PENYAKIT GILA NOMOR 18!!! :P

Thursday, July 27, 2006

Kuda Tuli

Tadi pagi sambil tidur-tidur ayam (tapi gak pake ayam :P lagian apa ya hubungannya tidur-tiduran, sama ayam?) dengerin berita pagi di tivi. Iya, tivinya bukan ditonton tapi didengerin, soalnya ya itu tadi ada ayam ngejogrok di depan tivi :D jadi nggak bisa ditonton.

Hari ini 10 tahun yang lalu, gitu kata si penyiar, ada ayam... eh.... ada kejadian tragis dalam sejarah bangsa kita. 27 Juli 1996, saat markas pusat Partai Demokrasi Indonesia di jalan Diponegoro Jakarta jadi rebutan antara dua kubu. Kubu Soerjadi dan Kubu Megawati. Sekian orang tewas dan puluhan orang dinyatakan hilang sampai sekarang.

Yang menggelitik dari berita itu adalah istilah yang dipakai untuk peristiwa ini. "Kuda Tuli", alias "Kasus Dua Puluh Tujuh Juli". Kreatif sekali ya yang bikin akronim :) Sangat selaras dengan nasib dari pengusutan kasusnya sendiri yang tampaknya tidak dipedulikan lagi. Seperti kuda yang menulikan diri, tidak peduli sekian banyak orang mati dan hilang dalam kasus ini, tidak peduli sekian yang lainnya berteriak minta keadilan.

Yang jelas pada hari itu, pada saat kejadian itu, aku berada hanya sekitar 1 kilometer dari tempat kejadian. Hari itu adalah hari pertama aku mengikuti kursus bahasa Jerman di Goethe Institute Raden Saleh, Cikini.

Semuanya berjalan normal biasa saja. Kita cuma tahu kalau di Diponegoro lagi ada demo yang sudah berjalan sekian hari. Cuman demo. Kita belum tahu kalau pagi itu demo dan orasi sudah pecah menjadi bentrokan massal. Jadi kita di kelas lagi asik dengan "Ich heisse" dan "guten morgen", nggak nyadar sama sekali kalo di tempat lain yang hanya 1 km dari situ ternyata lagi ada tonjok2an. Paling cuma kedengeran ada suara sirene meraung-raung di kejauhan beberapa kali.

Pulang sekitar jam satu siang, kondisi masih aman. Meskipun sudah terasa orang2 di jalan tampak gelisah. Alhamdulillah, sampai di rumah dengan selamat.

Padahal tidak beberapa lama sesudahnya massa PDI Megawati melampiaskan kemarahannya di jalanan yang aku lewati dengan melempari bahkan membakar beberapa gedung di jalan Kramat Raya.

Minggu depannya saat berangkat kursus lagi dan melewati gedung2 yang hancur dan hitam terbakar jadi miris sendiri. Untung saja waktu itu aku langsung pulang, nggak pake ngobrol atau nongkrong di kantin berlama-lama.

Kuda Tuli, kalau bener2 kudanya sudah tuli, sia-sia banget ya korban yang berjatuhan itu...

Monday, July 24, 2006

Nadine Kalah Siapa yang Salah?

Nadine gagal total di ajang Miss Universe 2006. Masuk 20 besar pun tidak. Artika saja tahun lalu masih bisa masuk 15 besar. Bahkan Nadine juga tidak masuk nominasi dalam kategori2 kecil, seperti Miss Photogenic atau busana nasional terbaik.

Ternyata cantik doang emang nggak cukup ya untuk jadi Ratu Sejagad.

Sebagai bangsa Indonesia yang berdaulat, sudah sepatutnya kita mencari kambing hitam atas kekalahan Nadine ini. Kasihan kalo Nadine sendiri yang harus bertanggung jawab. Untuk menanggungnya saja entah bisa entah tidak, tapi yang jelas kalo Nadine yang harus menjawab, pastilah kacau balau :D

Berikut orang-orang yang bisa dipersalahkan atas kekalahan Nadine:

Ibunya, karena dia orang Jerman.
Coba kalau ibunya orang Inggris, pasti Nadine akan lebih lancar berbahasa Inggris nggak belepotan seperti hasil wawancara yang memalukan itu.

FPI, karena tidak berani mengepung rumah Nadine.
Coba kalau rumah Nadine dikepung sejak awal pasti Nadine tidak akan bisa berangkat ke Los Angeles, dan tidak perlu kalah sia-sia.

Komunitas Eden, karena mengancam akan ada gempa jika Lia Eden tidak dibebaskan.
Gara-gara banyak gempa, Nadine jadi tidak bisa konsentrasi dalam mempersiapkan diri menghadapi MU 2006. Dan karena Lia dipenjara, Nadine jadi tidak bisa kursus bahasa inggris.. *lho?*

Christiano Ronaldo, gara2 dia Wayne Rooney dapat kartu merah.
Dan gara2 kejadian itu Rooney jadi menyimpan amarah terhadap Ronaldo. Dan MU di tahun 2006 ini pun bisa runyam karena adanya dendam dalam tim. Ups... MU-nya beda topik :P

Mbah Maridjan, karena ngeyel bertahan di dukuhnya.
Kalau saja Mbah Maridjan mau turun gunung, lalu bergabung dengan tim yang memberi pembekalan kepada Nadine, Nadine pasti akan memiliki ilmu yang bisa mencegah meletusnya gunung2 yang lain...

Stasiun Televisi Nasional, karena tidak menyiarkan secara langsung MU 2006.
Coba kalau ada siaran langsung dari setiap kegiatan MU, mungkin sejumlah paranormal ahli terapi jarak jauh akan bisa menyalurkan energi dan ilmunya kepada Nadine melalui layar televisi...

BMG, karena terlalu lama mengolah data gempa.
Nadine menjadi sering gugup dalam menghadapi penjurian karena sering menerima sms ramalan gempa di Indonesia. Dan BMG tidak segera mengklarifikasi dan memberikan data akurat tentang yang terjadi.

PLN, karena koordinasi yang buruk, siang tadi di Jakarta terjadi pemadaman bergilir.
Kalau kantorku tidak ikut kena pemadaman, mungkin aku tidak akan pulang siang dan kurang kerjaan bikin posting nggak penting gini :D

Sunday, July 23, 2006

Hari Tanpa TV

Sebuah Yayasan yang berfokus pada perkembangan anak-anak menyebarkan himbauan agar pada hari Minggu tanggal 23 Juli ini, yang bertepatan dengan hari anak nasional, dijadikan sebagai Hari Tanpa TV. Ajakan ini bertujuan agar anak Indonesia menjadi lebih aktif, sehat, dan produktif. Selain karena televisi membuat anak menjadi pasif, masih ditambah lagi dengan acara2 televisi yang ada saat ini kebanyakan tidak mendidik bagi anak-anak.

Mau nggak mengikuti anjuran itu?
Hari tanpa TV? hmmm... nggak masalah buat aku :D Secara aku juga udah jarang nonton tivi ini. Paling yang masih rutin aku tonton itu berita pagi aja. Sinetron?... tidaaaakk!!. Gosip?... wes ewes ewes. Jadi ya tiviku lebih sering mati. Beda ama komputer yang hampir selalu menyala kalo aku lagi di rumah :)

Emang nggak boleh ya anak2 berlama2 nonton tivi?
Anak-anak yang suka berlama-lama di depan tivi sepertinya memang adalah anak yang perlu diarahkan. Karena dia tampaknya tidak tahu apalagi yang bisa ia lakukan untuk mengisi waktu luangnya, selain hanyut berkhayal dalam dunia yang ditawarkan kotak ajaib itu. Padahal acara tivi yang ada sekarang tidak semuanya layak ditonton.

Sementara anak2 yang suka kegiatan fisik dan bersosialisasi, akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan main di luar. Dan anak2 yang kreatif akan menciptakan sendiri kegiatan dan mainan baru.

Lalu, seharusnya gimana?
Ya orang tua yang harus menawarkan kegiatan2 alternatif buat anak2 mereka agar tidak hanya pasif di depan tivi. Jangan malah merasa aman, saat anak2nya tampak tenang duduk manis berlama-lama di depan tivi, tidak membuat keributan. Banyak hal yang masih harus mereka serap dari sekitarnya untuk mereka pelajari.

Jadi, perlu ya gerakan Sehari Tanpa TV ini?
Perlu juga sih, buat ngingetin orang tua agar mau aktif ikut mengembangkan kreativitas anak2nya dengan menawarkan banyak kegiatan lain yang lebih aktif dan produktif.

Lalu, perlukah dikembangkan jadi Hidup Tanpa TV?
Huaah!! ya nggak seekstrem itu lah. TV kan juga punya segi positifnya. Dari situ kita bisa dapat banyak berita kejadian terkini, informasi2 penting, juga pengetahuan2 tambahan. Bahkan TV juga bisa jadi sumber inspirasi untuk mengembangkan kreativitas.

Trus, kalo untuk orang dewasa yang kecanduan nonton tivi terus gimana tuh?
Ah, itu sih terserah mereka :P Entar kalo mereka jadi tambah gendut, dan otak mereka mandek tumpul nggak bisa mikir lagi, kan bakal menyesali diri sendiri... hihihi.. :P Paling juga itu karena mereka kurang pede untuk banyak bersosialisasi, atau kurang kreatif untuk mencari kegiatan yang produktif.

Kalo ada kampanye "Sehari Tanpa Komputer dan Internet" gimana?
Mati deh aku!!.... :))

Tuesday, July 18, 2006

Menolak Bencana

Ketika terjadi bencana di suatu tempat, sering sekali aku mendengar pernyataan dari para tokoh terkenal yang setelah mengungkapkan keprihatinan atas apa yang terjadi, dilanjutkan dengan harapan agar tidak ada lagi bencana yang menimpa bangsa kita.

Sering juga mendengar seorang ulama berdoa dengan hikmad, memohon kepada Allah agar berkenan menghindarkan dari segala bencana...



Harapan dan doa yang menurutku tidak memijak bumi. Seperti sedang berdemo ke hadapan Allah sambil membawa plang "Tolak Bencana!!".

Karena pada kenyataannya, secara ilmiah, bumi yang kita tinggali ini sangat tidak stabil. Banyak elemen2 dalam bumi sendiri yang bisa memicu terjadi berbagai macam bencana alam. Bencana alam adalah konsekuensi logis.

Lalu secara ilahiah, bumi tampaknya memang diciptakan seperti itu untuk menjadi cobaan bagi manusia. Karena bumi bukanlah surga yang merupakan tempat sempurna tanpa kesedihan dan penderitaan. Bencana alam adalah salah satu alat untuk menguji manusia.



Bukankah Rasulullah pernah memperingatkan tentang suatu penyakit yang akan menimpa umat Muslim. Penyakit yang bernama Wahan. Yaitu cinta dunia dan takut mati. Yang membuat umat Muslim bagaikan buih di samudera, banyak tapi mudah terombang ambing kesana kemari.

Saat seseorang berdoa agar tidak tertimpa bencana, apa yang sebenarnya ia inginkan? apa yang sebenarnya ia takuti dari tertimpa bencana?... Ada banyak kemungkinan: tidak tahan menderita, tidak tahan sakit, tidak tahan menghadapi hal2 yang mengerikan, takut kehilangan keluarga, takut kehilangan rumah dan harta lainnya, takut kehilangan pekerjaan, takut tewas sia sia.

Dan jika semua kemungkinan itu boleh dirangkum, maka itu semua sebenarnya adalah bagian dari "Cinta dunia dan takut mati".



Bukankah doa menolak bencana itu sama saja dengan seorang murid yang meminta kepada kepala sekolah, memohon agar bisa diluluskan sekolah dengan nilai baik, tapi tanpa perlu menghadapi ujian?...

So, jika ingin mendapat nilai kelulusan yang baik, sudah seharusnya mempersiapkan diri menghadapi ujian. Dan dalam hal ujian kehidupan, sayangnya Tuhan tidak pernah menentukan jadwal, lokasi, dan topik ujiannya. Dapat terjadi kapanpun, dimanapun, dan apapun.

Maka bersiaplah, agar tidak takut bila sewaktu-waktu harus menghadapi kematian dan kehilangan dunia.

Monday, July 17, 2006

Tahun Ajaran Baru

Masih ingetkah dengan saat-saat hari pertama masuk sekolah lagi setelah liburan kenaikan kelas sebulan penuh? Perasaan campur aduk antara senang, dag dig dug, antusias, penasaran, dicampur masih ngantuk karena belum biasa bangun pagi lagi.

  • Bangga karena tahun itu udah lebih tinggi satu kelas

  • Bangga karena bakal ada murid yunior lebih banyak yang akan menghormati kita

  • Senang karena akan ketemu lagi sama teman-teman main di sekolah

  • Senang karena membawa barang2 baru, paling nggak buku tulis baru yang masih kosong dan rapi mengkilat

  • Penasaran sama tampang teman-teman setelah nggak ketemu sebulan

  • Penasaran sama situasi kelas baru yang bakal ditempati

  • Penasaran, si "itu" masih ada kan? ;) jangan sampe pindah deh...

  • Penasaran bakal ada murid baru nggak ya?

  • Dag dig dug, bakal ada peraturan baru apa lagi nih di sekolah

  • Dag dig dug, kelasnya bakal dioplos atau tetep sama temen2 sekelas yang dulu ya

  • Dag dig dug, siapa ya yang bakal jadi wali kelas, jangan yang galak deh

Begitu udah sampe sekolahan, satu persatu pertanyaan pun mulai terjawab.
  • Temen-temen sekelas mulai nongol di kelas baru dan saling menyapa haha hihi

  • Baru tau siapa teman kita yang kurang beruntung tidak naik kelas tahun ini

  • Baru tau siapa mantan kakak kelas yang akan jadi teman sekelas kita

  • Ngeliatin yunior2 yang masih pada canggung, kali aja ada yang lucu :D

  • Njenguk kantin, ada makanan baru apa ya

Bel berbunyi, Upacara dulu tentunya
  • Kepsek kasih pengumuman2 baru

  • Kepsek kasih petuah2.... rajinlah belajar, giatlah menabung....

  • Perkenalan guru baru, kalo ada

  • Pembagian kelas, kalo ada perubahan

Masuk kelas masing-masing, wali kelas baru pun masuk...... yaaaah dia......
  • Wali kelas ngacak-acak posisi tempat duduk, waduh kok duduk sama anak ini :(

  • Pemilihan ketua kelas.... jangan aku deh plissss

  • Pengumuman jadwal pelajaran seminggu.... wahh, kok pelajaran berat ngumpul gini

  • Pembagian buku paket..... rebutan cari yang masih bagus dan lengkap

Dan dimulailah kembali rutinitas seorang murid menimba ilmu setiap hari di sekolah selama setahun penuh (kurangi liburan dikit sih). Hari-hari kembali dibebani dengan berbagai macam tugas. Tapi hari-hari juga jadi lebih seru karena ngumpul lagi lengkap dengan semua teman.

Bersamaan dengan mulainya tahun ajaran baru ini, dimulai pulalah kiprah blog baru ini :)