Thursday, December 07, 2006

Nila Setitik

Beberapa hari ini aku dikejutkan oleh perubahan sikap yang cukup drastis dari orang2 di sekitarku. Perubahan sikap setelah mengetahui Da'i kondang itu melakukan pernikahan kedua. Peristiwa itu saja sudah cukup mengejutkan, masih ditambah lagi dengan kejutan betapa mudahnya orang hilang kepercayaan.

Memang sangat pantas jika banyak orang kecewa. Orang yang sebelumnya dijadikan panutan, dianggap sebagai teladan patokan moral, tiba-tiba mengakui telah melakukan suatu tindakan yang ditentang banyak orang. Meskipun tindakan itu memang tidak dilarang dalam standar moral yang diajarkan.

Tapi yang aku heran, tiba-tiba saja orang2 di sekitarku berbalik pendapat 180 derajat terhadap sang Da'i. Saat ini sang Da'i di mata mereka sudah kehilangan kharisma sama sekali. Bahkan lebih dari itu, sang Da'i seolah sudah menjadi penjahat seks yang tidak termaafkan. Hujatan, cacian jadi pembicaraan setiap saat dan disebarluaskan dimana-mana.

Tidak tersisa lagi segala ajaran moral yang pernah disampaikan sang Da'i, hilang dirusak oleh setitik nila. Yang ada malah semuanya dijadikan lelucon dan ejekan untuk menyerang sang Da'i. Sang Da'i sekarang berubah menjadi simbol orang yang haus seks :( Dan orangpun menganggap ajarannya hanya akan mengajak orang untuk menjadi seperti dirinya. Ngawur memang, tapi begitulah yang terjadi...

Padahal selama ini ajaran moral yang disampaikan sang Da'i adalah suatu ajakan kepada kebenaran yang disampaikan dengan cara yang menyejukkan. Ngerinya, jika kemudian sikap antipati itu berkembang menjadi penolakan terhadap setiap ajaran moral, karena identik dengan tindakan tidak termaafkan dari sang Da'i.

Yang aku tangkap sih, sebagian orang2 itu adalah orang yang suka mendramatisir masalah, membesar-besarkan dengan bumbu bikinan sendiri agar bisa membuat pembicaraan yang menghebohkan dan menjadi pusat perhatian saat ngobrol dengan orang lain. Tidak tertutup juga kemungkinan adanya orang2 yang memanfaatkan kesempatan untuk menghancurkan dari dalam (ingat pernah ada buku "Rapor Merah"?).

Aku sendiri juga kecewa, karena ternyata sang Da'i cukup egois dengan melakukan tindakan itu. Tapi tidak kemudian membuat aku melupakan semua ajaran yang selama ini aku pernah ikuti, karena sumber ajarannya adalah sumber yang benar, dan ajakannya pun dalam ceramah2 sebelumnya adalah ajakan ke arah yang benar.

Soal poligaminya sendiri menurutku... entahlah, yang pasti itu diperbolehkan oleh ajaran agama. Asalkan semua pihak ikhlas, ya silakan. Meskipun terlihat banget siapa yang paling egois karena mengharapkan orang lain berkorban dengan ikhlas untuk dirinya. Ada seorang saudara yang mengalami hal itu, dan komentarku hanyalah, "Setiap tindakan ada resikonya, apapun yang dipilih masing2 bakal ada masalah di belakangnya, sampean harus siap dengan semua itu."

10 comments:

Anonymous said...

A'a..saya nggak ikhlas :P

Anonymous said...

A'a juga manusiaaaa *nyanyi ala seriues*

blanthik_ayu said...

setuju pakde...resiko ditanggung penumpang :D

Loopeen said...

halah!
kalo si AA bukan Figur masyarakat, ga akan serame gini dehhh....
kalo dia orang biasa, orang2 ga akan peduli dia mau poligami atau ga.
Digosipin? pasti! tapi cuma sekitar tetangga doang..

nl said...

tadi malem DT lebih sepi dari kamis2 sebelumnya.
AA Gym dan DT mulai ditinggalkan ? gak tau juga..
sepertinya masyarakat kita bener2 mencari figur yang sempurna banget. gak boleh ada cacatnya sedikitpun dan harus sesuai dengan keinginan mereka..
mmm..adakah..?

Iqbal said...

Gw origami ajah deh :-D

Anonymous said...

couldn't agree more..alias..apa yang dirimu tulis..saya setujuh...lho?..

mina said...

sempat2nya nulis tentang Aa' Gym :D

Anonymous said...

yep, aku ngga setuju! tidak ada 1 pun wanita di dunia mau dimadu!

Anonymous said...

he is just a man afterall...