Thursday, July 27, 2006

Kuda Tuli

Tadi pagi sambil tidur-tidur ayam (tapi gak pake ayam :P lagian apa ya hubungannya tidur-tiduran, sama ayam?) dengerin berita pagi di tivi. Iya, tivinya bukan ditonton tapi didengerin, soalnya ya itu tadi ada ayam ngejogrok di depan tivi :D jadi nggak bisa ditonton.

Hari ini 10 tahun yang lalu, gitu kata si penyiar, ada ayam... eh.... ada kejadian tragis dalam sejarah bangsa kita. 27 Juli 1996, saat markas pusat Partai Demokrasi Indonesia di jalan Diponegoro Jakarta jadi rebutan antara dua kubu. Kubu Soerjadi dan Kubu Megawati. Sekian orang tewas dan puluhan orang dinyatakan hilang sampai sekarang.

Yang menggelitik dari berita itu adalah istilah yang dipakai untuk peristiwa ini. "Kuda Tuli", alias "Kasus Dua Puluh Tujuh Juli". Kreatif sekali ya yang bikin akronim :) Sangat selaras dengan nasib dari pengusutan kasusnya sendiri yang tampaknya tidak dipedulikan lagi. Seperti kuda yang menulikan diri, tidak peduli sekian banyak orang mati dan hilang dalam kasus ini, tidak peduli sekian yang lainnya berteriak minta keadilan.

Yang jelas pada hari itu, pada saat kejadian itu, aku berada hanya sekitar 1 kilometer dari tempat kejadian. Hari itu adalah hari pertama aku mengikuti kursus bahasa Jerman di Goethe Institute Raden Saleh, Cikini.

Semuanya berjalan normal biasa saja. Kita cuma tahu kalau di Diponegoro lagi ada demo yang sudah berjalan sekian hari. Cuman demo. Kita belum tahu kalau pagi itu demo dan orasi sudah pecah menjadi bentrokan massal. Jadi kita di kelas lagi asik dengan "Ich heisse" dan "guten morgen", nggak nyadar sama sekali kalo di tempat lain yang hanya 1 km dari situ ternyata lagi ada tonjok2an. Paling cuma kedengeran ada suara sirene meraung-raung di kejauhan beberapa kali.

Pulang sekitar jam satu siang, kondisi masih aman. Meskipun sudah terasa orang2 di jalan tampak gelisah. Alhamdulillah, sampai di rumah dengan selamat.

Padahal tidak beberapa lama sesudahnya massa PDI Megawati melampiaskan kemarahannya di jalanan yang aku lewati dengan melempari bahkan membakar beberapa gedung di jalan Kramat Raya.

Minggu depannya saat berangkat kursus lagi dan melewati gedung2 yang hancur dan hitam terbakar jadi miris sendiri. Untung saja waktu itu aku langsung pulang, nggak pake ngobrol atau nongkrong di kantin berlama-lama.

Kuda Tuli, kalau bener2 kudanya sudah tuli, sia-sia banget ya korban yang berjatuhan itu...

Monday, July 24, 2006

Nadine Kalah Siapa yang Salah?

Nadine gagal total di ajang Miss Universe 2006. Masuk 20 besar pun tidak. Artika saja tahun lalu masih bisa masuk 15 besar. Bahkan Nadine juga tidak masuk nominasi dalam kategori2 kecil, seperti Miss Photogenic atau busana nasional terbaik.

Ternyata cantik doang emang nggak cukup ya untuk jadi Ratu Sejagad.

Sebagai bangsa Indonesia yang berdaulat, sudah sepatutnya kita mencari kambing hitam atas kekalahan Nadine ini. Kasihan kalo Nadine sendiri yang harus bertanggung jawab. Untuk menanggungnya saja entah bisa entah tidak, tapi yang jelas kalo Nadine yang harus menjawab, pastilah kacau balau :D

Berikut orang-orang yang bisa dipersalahkan atas kekalahan Nadine:

Ibunya, karena dia orang Jerman.
Coba kalau ibunya orang Inggris, pasti Nadine akan lebih lancar berbahasa Inggris nggak belepotan seperti hasil wawancara yang memalukan itu.

FPI, karena tidak berani mengepung rumah Nadine.
Coba kalau rumah Nadine dikepung sejak awal pasti Nadine tidak akan bisa berangkat ke Los Angeles, dan tidak perlu kalah sia-sia.

Komunitas Eden, karena mengancam akan ada gempa jika Lia Eden tidak dibebaskan.
Gara-gara banyak gempa, Nadine jadi tidak bisa konsentrasi dalam mempersiapkan diri menghadapi MU 2006. Dan karena Lia dipenjara, Nadine jadi tidak bisa kursus bahasa inggris.. *lho?*

Christiano Ronaldo, gara2 dia Wayne Rooney dapat kartu merah.
Dan gara2 kejadian itu Rooney jadi menyimpan amarah terhadap Ronaldo. Dan MU di tahun 2006 ini pun bisa runyam karena adanya dendam dalam tim. Ups... MU-nya beda topik :P

Mbah Maridjan, karena ngeyel bertahan di dukuhnya.
Kalau saja Mbah Maridjan mau turun gunung, lalu bergabung dengan tim yang memberi pembekalan kepada Nadine, Nadine pasti akan memiliki ilmu yang bisa mencegah meletusnya gunung2 yang lain...

Stasiun Televisi Nasional, karena tidak menyiarkan secara langsung MU 2006.
Coba kalau ada siaran langsung dari setiap kegiatan MU, mungkin sejumlah paranormal ahli terapi jarak jauh akan bisa menyalurkan energi dan ilmunya kepada Nadine melalui layar televisi...

BMG, karena terlalu lama mengolah data gempa.
Nadine menjadi sering gugup dalam menghadapi penjurian karena sering menerima sms ramalan gempa di Indonesia. Dan BMG tidak segera mengklarifikasi dan memberikan data akurat tentang yang terjadi.

PLN, karena koordinasi yang buruk, siang tadi di Jakarta terjadi pemadaman bergilir.
Kalau kantorku tidak ikut kena pemadaman, mungkin aku tidak akan pulang siang dan kurang kerjaan bikin posting nggak penting gini :D

Sunday, July 23, 2006

Hari Tanpa TV

Sebuah Yayasan yang berfokus pada perkembangan anak-anak menyebarkan himbauan agar pada hari Minggu tanggal 23 Juli ini, yang bertepatan dengan hari anak nasional, dijadikan sebagai Hari Tanpa TV. Ajakan ini bertujuan agar anak Indonesia menjadi lebih aktif, sehat, dan produktif. Selain karena televisi membuat anak menjadi pasif, masih ditambah lagi dengan acara2 televisi yang ada saat ini kebanyakan tidak mendidik bagi anak-anak.

Mau nggak mengikuti anjuran itu?
Hari tanpa TV? hmmm... nggak masalah buat aku :D Secara aku juga udah jarang nonton tivi ini. Paling yang masih rutin aku tonton itu berita pagi aja. Sinetron?... tidaaaakk!!. Gosip?... wes ewes ewes. Jadi ya tiviku lebih sering mati. Beda ama komputer yang hampir selalu menyala kalo aku lagi di rumah :)

Emang nggak boleh ya anak2 berlama2 nonton tivi?
Anak-anak yang suka berlama-lama di depan tivi sepertinya memang adalah anak yang perlu diarahkan. Karena dia tampaknya tidak tahu apalagi yang bisa ia lakukan untuk mengisi waktu luangnya, selain hanyut berkhayal dalam dunia yang ditawarkan kotak ajaib itu. Padahal acara tivi yang ada sekarang tidak semuanya layak ditonton.

Sementara anak2 yang suka kegiatan fisik dan bersosialisasi, akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan main di luar. Dan anak2 yang kreatif akan menciptakan sendiri kegiatan dan mainan baru.

Lalu, seharusnya gimana?
Ya orang tua yang harus menawarkan kegiatan2 alternatif buat anak2 mereka agar tidak hanya pasif di depan tivi. Jangan malah merasa aman, saat anak2nya tampak tenang duduk manis berlama-lama di depan tivi, tidak membuat keributan. Banyak hal yang masih harus mereka serap dari sekitarnya untuk mereka pelajari.

Jadi, perlu ya gerakan Sehari Tanpa TV ini?
Perlu juga sih, buat ngingetin orang tua agar mau aktif ikut mengembangkan kreativitas anak2nya dengan menawarkan banyak kegiatan lain yang lebih aktif dan produktif.

Lalu, perlukah dikembangkan jadi Hidup Tanpa TV?
Huaah!! ya nggak seekstrem itu lah. TV kan juga punya segi positifnya. Dari situ kita bisa dapat banyak berita kejadian terkini, informasi2 penting, juga pengetahuan2 tambahan. Bahkan TV juga bisa jadi sumber inspirasi untuk mengembangkan kreativitas.

Trus, kalo untuk orang dewasa yang kecanduan nonton tivi terus gimana tuh?
Ah, itu sih terserah mereka :P Entar kalo mereka jadi tambah gendut, dan otak mereka mandek tumpul nggak bisa mikir lagi, kan bakal menyesali diri sendiri... hihihi.. :P Paling juga itu karena mereka kurang pede untuk banyak bersosialisasi, atau kurang kreatif untuk mencari kegiatan yang produktif.

Kalo ada kampanye "Sehari Tanpa Komputer dan Internet" gimana?
Mati deh aku!!.... :))

Tuesday, July 18, 2006

Menolak Bencana

Ketika terjadi bencana di suatu tempat, sering sekali aku mendengar pernyataan dari para tokoh terkenal yang setelah mengungkapkan keprihatinan atas apa yang terjadi, dilanjutkan dengan harapan agar tidak ada lagi bencana yang menimpa bangsa kita.

Sering juga mendengar seorang ulama berdoa dengan hikmad, memohon kepada Allah agar berkenan menghindarkan dari segala bencana...



Harapan dan doa yang menurutku tidak memijak bumi. Seperti sedang berdemo ke hadapan Allah sambil membawa plang "Tolak Bencana!!".

Karena pada kenyataannya, secara ilmiah, bumi yang kita tinggali ini sangat tidak stabil. Banyak elemen2 dalam bumi sendiri yang bisa memicu terjadi berbagai macam bencana alam. Bencana alam adalah konsekuensi logis.

Lalu secara ilahiah, bumi tampaknya memang diciptakan seperti itu untuk menjadi cobaan bagi manusia. Karena bumi bukanlah surga yang merupakan tempat sempurna tanpa kesedihan dan penderitaan. Bencana alam adalah salah satu alat untuk menguji manusia.



Bukankah Rasulullah pernah memperingatkan tentang suatu penyakit yang akan menimpa umat Muslim. Penyakit yang bernama Wahan. Yaitu cinta dunia dan takut mati. Yang membuat umat Muslim bagaikan buih di samudera, banyak tapi mudah terombang ambing kesana kemari.

Saat seseorang berdoa agar tidak tertimpa bencana, apa yang sebenarnya ia inginkan? apa yang sebenarnya ia takuti dari tertimpa bencana?... Ada banyak kemungkinan: tidak tahan menderita, tidak tahan sakit, tidak tahan menghadapi hal2 yang mengerikan, takut kehilangan keluarga, takut kehilangan rumah dan harta lainnya, takut kehilangan pekerjaan, takut tewas sia sia.

Dan jika semua kemungkinan itu boleh dirangkum, maka itu semua sebenarnya adalah bagian dari "Cinta dunia dan takut mati".



Bukankah doa menolak bencana itu sama saja dengan seorang murid yang meminta kepada kepala sekolah, memohon agar bisa diluluskan sekolah dengan nilai baik, tapi tanpa perlu menghadapi ujian?...

So, jika ingin mendapat nilai kelulusan yang baik, sudah seharusnya mempersiapkan diri menghadapi ujian. Dan dalam hal ujian kehidupan, sayangnya Tuhan tidak pernah menentukan jadwal, lokasi, dan topik ujiannya. Dapat terjadi kapanpun, dimanapun, dan apapun.

Maka bersiaplah, agar tidak takut bila sewaktu-waktu harus menghadapi kematian dan kehilangan dunia.

Monday, July 17, 2006

Tahun Ajaran Baru

Masih ingetkah dengan saat-saat hari pertama masuk sekolah lagi setelah liburan kenaikan kelas sebulan penuh? Perasaan campur aduk antara senang, dag dig dug, antusias, penasaran, dicampur masih ngantuk karena belum biasa bangun pagi lagi.

  • Bangga karena tahun itu udah lebih tinggi satu kelas

  • Bangga karena bakal ada murid yunior lebih banyak yang akan menghormati kita

  • Senang karena akan ketemu lagi sama teman-teman main di sekolah

  • Senang karena membawa barang2 baru, paling nggak buku tulis baru yang masih kosong dan rapi mengkilat

  • Penasaran sama tampang teman-teman setelah nggak ketemu sebulan

  • Penasaran sama situasi kelas baru yang bakal ditempati

  • Penasaran, si "itu" masih ada kan? ;) jangan sampe pindah deh...

  • Penasaran bakal ada murid baru nggak ya?

  • Dag dig dug, bakal ada peraturan baru apa lagi nih di sekolah

  • Dag dig dug, kelasnya bakal dioplos atau tetep sama temen2 sekelas yang dulu ya

  • Dag dig dug, siapa ya yang bakal jadi wali kelas, jangan yang galak deh

Begitu udah sampe sekolahan, satu persatu pertanyaan pun mulai terjawab.
  • Temen-temen sekelas mulai nongol di kelas baru dan saling menyapa haha hihi

  • Baru tau siapa teman kita yang kurang beruntung tidak naik kelas tahun ini

  • Baru tau siapa mantan kakak kelas yang akan jadi teman sekelas kita

  • Ngeliatin yunior2 yang masih pada canggung, kali aja ada yang lucu :D

  • Njenguk kantin, ada makanan baru apa ya

Bel berbunyi, Upacara dulu tentunya
  • Kepsek kasih pengumuman2 baru

  • Kepsek kasih petuah2.... rajinlah belajar, giatlah menabung....

  • Perkenalan guru baru, kalo ada

  • Pembagian kelas, kalo ada perubahan

Masuk kelas masing-masing, wali kelas baru pun masuk...... yaaaah dia......
  • Wali kelas ngacak-acak posisi tempat duduk, waduh kok duduk sama anak ini :(

  • Pemilihan ketua kelas.... jangan aku deh plissss

  • Pengumuman jadwal pelajaran seminggu.... wahh, kok pelajaran berat ngumpul gini

  • Pembagian buku paket..... rebutan cari yang masih bagus dan lengkap

Dan dimulailah kembali rutinitas seorang murid menimba ilmu setiap hari di sekolah selama setahun penuh (kurangi liburan dikit sih). Hari-hari kembali dibebani dengan berbagai macam tugas. Tapi hari-hari juga jadi lebih seru karena ngumpul lagi lengkap dengan semua teman.

Bersamaan dengan mulainya tahun ajaran baru ini, dimulai pulalah kiprah blog baru ini :)